perlawanan rakyat diberbagai daerah seperti perang padri

Perang Saparua terjadi pada 1817, setelah Inggris menandatangani traktat London, yang berisi penyerahan kekuasaan Indonesia kepada Belanda. Kembalinya Belanda ke Indonesia, membawa penderitaan yang teramat dalam bagi rakyat, tidak terkecuali masyarakat Maluku. Oleh sebab itu, di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada 15 Mei 1817. Seluruhperlawanan pada masa itu bisa dipadamkan dan kerajaan-kerajaan di Indonesia semakin runtuh. Perlawanan pada masa Pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai wilayah Indonesia seperti terlihat pada dibawah. Lokasi Indonesia yang sulit dijangkau, mengakibatkan perlawanan tidak bisa dilakukan secara serentak. Kebiasaanyang dimaksud seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Perang Paderi termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. 1Tuanku Imam Bonjol. Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu tokoh utama dalam perang ini. Ia merupakan seorang ulama Minangkabau yang memimpin perlawanan terhadap kekuasaan adat dan kolonial Belanda. Di mana Tuanku Imam Bonjol berperan dalam mengorganisir perlawanan bersenjata dan memimpin gerilya melawan Belanda. Misalnyapada periode tahun 1635-1646 terjadi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi. Perlawanan rakyat ini juga meluas ke Ambon. Tahun 1650 perlawanan rakyat juga terjadi di Ternate yang dipimpin oleh Kecili Said. Sementara perlawanan secara gerilya terjadi seperti di Jailolo. Vay Tiền Nhanh Cầm Đồ.

perlawanan rakyat diberbagai daerah seperti perang padri